Sultra Kembangkan LEM Sejahtera

Mohamad Final Daeng | Benny N Joewono | Kamis, 7 April 2011 | 17:40 WIB
 
KENDARI, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mengembangkan lembaga ekonomi berbasis masyarakat desa dalam wujud Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera. Lembaga ini bertujuan menghimpun segala potensi sumber daya desa dalam satu kekuatan untuk meningkatkan kemandirian, perekonomian, dan kesejahteraan warga.

"Program ini telah berjalan sejak 2009. Saat ini telah terbentuk 14 Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera yang tersebar di lima kabupaten," ujar Ketua Tim Fasilitator LEM Sejahtera Sultra Bambang di Kendari, Kamis (7/4/2011).
Bambang yang sekaligus juga penggagas konsep kelembagaan ini menjelaskan, selama ini masyarakat desa memiliki posisi lemah dalam permodalan dan menjalankan proses produksi karena berjalan sendiri-sendiri. Hal itu pada akhirnya membuat kesejahteraan masyarakat desa yang sebagian besar bermata pencarian petani minim.
Jika berhimpun dalam satu lembaga berbasis desa, petani akan memiliki posisi lebih kuat, kata Bambang. LEM Sejahtera ini memadukan prinsip koperasi, bank, sekaligus perusahaan yang kepengurusan dan anggotanya dijalankan oleh anggota masyarakat desa itu sendiri.
Dalam lembaga ini, petani bisa meminjam modal untuk kebutuhan produksi dengan syarat dan ketentuan ringan. LEM Sejahtera juga bisa menyatukan sarana produksi atau pengolahan lanjutan hasil produksi untuk meningkatkan nilai jual produk pertanian.
Selain itu, keuntungan dengan berhimpun, lanjut Bambang, petani bisa mengakses sarana produksi dengan harga lebih murah karena pembelian dalam partai besar. "Petani juga bisa menjual langsung ke pembeli besar, seperti perusahaan, karena hasil produksi terkumpul dalam kuantitas besar dan standar mutu yang sama," ujarnya.
Saat ini, Bambang mengatakan, dari 14 LEM Sejahtera yang ada, telah terkumpul total aset senilai sekitar Rp 3 miliar. "Aset itu terkumpul dari iuran pokok setiap anggota sebesar Rp 1 juta. Aset itu akan terus diputar dan dikembangkan oleh setiap LEM Sejahtera," katanya.
Salah satu LEM Sejahtera yang telah berjalan selama dua tahun adalah LEM Sejahtera Desa Andomesinggo, Kecamatan Besulutu, Kabupaten Konawe. Saat ini, LEM Sejahtera Andomesinggo sudah memiliki 93 anggota dengan basis utama pertanian kakao.
Ketua LEM Andomesinggo Sumandar mengatakan, sejak berdirinya LEM, semua anggotanya sudah bisa terpenuhi kebutuhan pupuk dan modal. Sebelum ada LEM, petani susah cari pupuk dan harganya mahal.
"Sekarang, kami bisa langsung berhubungan dengan distributor karena membeli dalam partai besar dan otomatis harga lebih murah. Anggota juga membayar pupuk dengan sistem kredit, dilunasi setelah mereka panen," ujarnya.
Ke depannya, Sumandar menambahkan, pihaknya akan menampung hasil kakao dari anggota maupun dari desa lain untuk dijual langsung ke sebuah perusahaan di Jakarta. "Dengan cara ini, kami bisa memotong rantai pemasaran dan mendongkrak harga jual," ujarnya.
Selain itu, kakao hasil petani juga akan diproses lanjutan sehingga menjadi kakao fermentasi yang nilainya Rp 2.000-Rp 4.000 lebih tinggi dari kakao biasa.  
 

No comments:

Post a Comment